Februari 2012 saya pulang kampung. Akhirnya, setelah berhasil menorehkan
rekor sebulan lebih menahan diri di Semarang. Saya paling tidak tahan lama-lama
berada di Semarang dibandingkan dengan teman-teman yang sama-sama berasal dari
Purwokerto. Sampai-sampai mereka hafal dengan hobi saya, mudik dua minggu sekali.
Semarang, dalam pikiran saya -sampai saat ini- adalah kota yang panas, gersang,
sering kebanjiran karena sanitasi buruk. Perencanaan kota tersebut saya rasa
terlalu semrawut, tumpang-tindih.
Sistem transportasi, baik jalan maupun kendaraan umumnya mayoritas sudah tidak
dalam keadaan baik. Cukup…cukup, saya belum terlalu banyak tahu tentang
perencanaan kota, komentar ngawur tentang
Semarang saya cukupkan. Besok-besok akan
saya sambung lagi, semoga beserta solusi-solusinya. Namun bagaimana pun, kami
–Semarang dan saya kini mulai akrab. Berita bagus.
Hari pertama saya di Februari 2012, bangun siang di rumah tercinta,
Kalisari. Kalisari, sungguh kampung halaman yang tiada duanya, bagi saya
tentunya. Dan bangun siang, merupakan salah satu khas mudik saya. Bangun siang
dan tidur Subuh, betapa tidak sehatnya sebenarnya, tapi nikmat. Saya bisa
menonton film box office di TV yang
memang seringkali tengah malam maupun membaca buku-buku yang selama tiga bulan
belakangan saya telantarkan karena tugas kuliah yang tidak manusiawi. Selain
tidak manusiawi, mereka juga yang menjadikan saya nocturnal. Selama tiga bulan masa kuliah, saya terbiasa mengerjakan
tugas-tugas kuliah yang luar biasa jumlahnya sampai pagi. Kadang dengan mata
perih karena baru tidur satu-dua jam, saya paksa tubuh ini berangkat ke kampus.
Dan itu tidak saya lakukan sendirian, tapi rata-rata mahasiswa arsitektur di
tempat saya memang seperti itu. Hanya mahasiswa-mahasiswa dengan menejemen
waktu super yang tidak sampai begadang dalam mengerjakan tugas. Dan itu sungguh
menjadi cita-cita saya. Ah betapa damainya hidup bila bisa menjadi manusia
dengan pola tidur normal. Akan saya coba, semester empat ini. Mohon doanya.
Rutinitas saya ketika libur ‘setengah’ panjang kali ini seperti ini
kira-kira: tidur Subuh, bangun sekitar jam 12 siang, mengunjungi rumah
teman-teman SD, bermain internet, sosial media, badminton, membaca buku,
menonton film dan menulis. Beberapa kali pergi ke Purwokerto untuk bermain
dengan teman-teman SMA.
Teman-teman semasa sekolah, baik itu SD, SMP maupun SMA, selalu
mempunyai ruangan masing-masing di hati saya. Ruang yang mereka diami tidak
pernah bertambah sempit, malah semakin apik, teratur, dan pada akhirnya akan
menjadi sakral.
Teman-teman SD Negeri Kalisari, yang selalu saya rindukan di mana
pun kalian sekarang, kalian lah yang paling nempel
di hati saya, kalian orang-orang pemilik memori paling banyak di otak saya.
Seumur hidup saya, teman-teman yang paling saya kenal tidak lain mereka: Lily,
Gesit, Nur Khusnul, Nurviyanti, Novi, Ari, Deni, Kesti, Kukuh, Erdi, Eris,
Dani, Singgih, Ardina, Fian dan mereka yang lain yang sungguh sangat saya sayangi.
Mereka manusia-manusia pertama yang mengenalkan saya dengan persahabatan, keceriaan,
setia kawan, persaingan rebutan
ranking kelas, rebutan jajanan di
tempat bakul-bakul SD hingga rebutan
bangku tempat kami nongkrong di depan kelas. Ah mengenang masa-masa SD selalu
membuat saya ingin menyusut lagi menjadi kecil dan mengenakan rok rimpel merah hati
dengan rambut se-bokong dikepang dua. Kangennya menyiksa sekaligus
membahagiakan. Sampai sekarang kami masih sering berkumpul apabila sedang
sama-sama pulang kampung dari merantau kuliah maupun kerja di kota-kota besar
yang semasa SD kami anggap sangat lah jauh. Saya di Undip Semarang, Gesit di
Kebidanan Magelang, Kukuh di UTY Jogjakarta, Dani di UI Jakarta, Eris, Deni dan
Ardina di UNES Semarang, dan masih banyak lagi mereka yang merantau jauh dari
Kalisari. Saya yakin masa depan kita cerah, Teman-teman. Saya bersyukur
mempunyai teman-teman SD yang mempunyai semangat menuntut ilmu yang luar biasa
tinggi sebagai jebolan SD kampung, SD Negeri Kalisari. Tidak banyak yang
menyangka kami-kami ini akan bisa merantau kuliah sampai meninggalkan Kalisari
begitu jauhnya, kami angkatan yang paling banyak meneruskan ke perguruan
tinggi, kami pula yang sampai saat ini masih bergerombol bermain ramai-ramai. Libur
lebaran kemarin kami sempat mengadakan reuni, hampir semua hadir, dan bisa
ditebak suasananya sangat nostalgic! Kami
seperti tidak ingin melewatkan kesempatan berkumpul bersama setiap pulang
kampung, bermain UNO menjadi hal yang
teramat istimewa sekarang ini, ketika kami jauh. Main UNO, semacam
ritual yang harus dijalani ketika salah satu dari kami pulang kampung. Lily
yang tinggal di Kalisari selalu setia menjamu siapa pun yang memaksa main UNO, mumpung
sedang mudik. Kami positif keranjingan UNO. Selain UNO, kami sering menonton
film ramai-ramai atau sekadar ngobrol ngalor-ngidul
berjam-jam sampai berbusa. Kalian akan selalu jadi orang-orang yang nempel di hati saya, makin hari makin kuat.
Selain sibuk bermain UNO, liburan ini saya juga sempat mengadakan
bakti sosial dengan teman-teman SMA saya. Tanggal 10 Februari 2012 di sebuah
panti asuhan di Kaliori, seperti tahun-tahun sebelumnya, alumni smansa angkatan
saya (2010) rutin mengadakan bakti sosial. Kemana pun, dimana pun, kapan pun,
yang penting bakti sosial tiap liburan, itu prinsip kami, haha. Alhamdulillah
saya bisa bertemu, berteman dan bersahabat dengan pribadi-pribadi hebat seperti
kalian!
Oh iya, ada satu kegiatan lagi yang baru dan berbeda selama liburan
saya kali ini, saya jadi guru! Hahaha jangan kaget, karena kagetnya sudah saya
serap habis. Begini ceritanya; suatu malam saya menerima sms dari salah satu
tetangga sekaligus kakak kelas SMA saya, Mas Indra. Dia butuh bantuan saat itu.
Kontan saya menawarkan diri untuk membantu. Tapi di luar dugaan, ternyata saya
dimintai untuk mengajar SMA paket C. Paket C, sekolah setara SMA untuk mereka
yang kurang mampu. Saya diminta untuk mengajar matematika kelas X, XI, XII.
Langsung saya tolak mentah-mentah. Matematika, uh…catatan matematika SMA saya
kelam. Haha. Saya tawarkan diri untuk mengajar fisika atau kimia. Ternyata
sudah ada pengajar untuk fisika, kimia kosong. Baiklah, saya sanggupi mengajar
kimia walaupun sebenarnya agak ragu. Bismillah.
Hari pertama mengajar Selasa, 14 Februari 2012, malam hari pukul
20.00 WIB. Saya sudah sinau kimia
jauh-jauh hari, maklum dengan kimia saya yang masih cetek, saya takut nervous,
jadi saya putuskan untuk belajar banyak sebelumnya. Lucunya, Senin malam 13
Februari saya sudah berdandan rapi bersiap berangkat, ya, salah jadwal! Haha
untungnya sebelum berangkat saya sms Mas Indra dulu. Sungguh waktu itu
benar-benar lupa! Murid saya kelas X ada 10 orang sebenarnya, tapi yang datang
waktu itu hanya 4 orang, Nur Khusnul (ya, Nur Khusnul teman SD saya), Abdullah,
Toyo dan Uul. Kesan pertama saya melihat mereka, muka-muka letih yang seharian
bekerja lalu diminta datang sekolah malam-malam padahal sudah ngantuk. Mereka
setengah semangat, saya semangat penuh, memuncak. Sebenarnya misi saya malam
itu bukan untuk transfer ilmu kimia saya yang ecek-ecek, tapi untuk transfer
semangat belajar yang saya miliki kepada mereka, walaupun secuil. Sedih saja
melihat mereka yang sebenarnya mungkin bisa berprestasi lebih seandainya tidak
putus sekolah, tapi karena lagi-lagi ekonomi, ekonomi dan ekonomi, mereka
sekarang harus sekolah malam-malam, ditambah lagi belajar dengan guru yang
tidak lulus uji kelayakan seperti saya. Tapi ya semoga bermanfaat lah. Aamiin.
Sebenarnya saya ingin bercerita secara detail apa-apa saja yang saya
lakukan selama liburan, tapi takut kepanjangan, ujung-ujungnya membosankan.
Mungkin lain kali kalau sempat akan saya ceritakan satu-satu. Februari yang
tinggal 8 hari ini semoga lebih bermanfaat dari 21 hari Februari yang lalu. Dan
setelah itu, Maret. Menyambut Maret, menyambut semester empat. Berjuang!
Selia Stefi Yuliasari copyright© 2012