01012009
Di awal tahun ini, saya awali hari saya dengan sebuah rapat Paskib di sekolah saya. Sebenarnya sempat enggan, tapi suatu hal langsung mencambuk saya agar bergegas dengan penuh semangat bertemu dengan teman-teman Paskib, sahabat-sahabat saya, anak buah saya, teman-teman seperjuangan saya. Suatu hal itu adalah ingatan tentang ibu saya dan status saya sebagai Ketua II Paskib, sebuah tanggung jawab yang teramat berat. Sebuah pemikiran klise orang-orang tentang anggota Paskib; tegas, militant, PD, cenderung berkuasa dan ingin tenar. Pemikiran saya mungkin sedikit bergeser dari pemikiran klise mereka saat saya menjadi seorang Paskib-yang seperti saya ini. Entah berbeda dalam hal apa, tapi saya merasakan nyamannya menjadi seorang Paskib terlepas dari semua pemikiran klise itu. Dan saya merasakan mungkin saya adalah seorang ketua Paskib yang sampai sekarang masih belajar menjadi ketua Paskibra SMA Negeri 1 Purwokerto. Terlalu menghabiskan waktu dalam berproses mungkin. Namun inilah saya, ada kepuasan tersendiri yang saya dapatkan setelah menelaah apapun yang saya jalani. Cukup untuk berbicara tentang Paskib walaupun sebenarnya masih sangat banyak hal tentang Paskib yang ingin saya bagi.
Saya melanjutkan hari saya…
Saat itu pukul 07.45 saya berangkat dari rumah saya di Cilongok menuju SMA Negeri 1 Purwokerto. Seperti biasa, menaiki angkutan umum adalah hal yang akrab dengan saya setiap paginya. Hal itu saya yakin akan menjadi kenangan yang mengangenkan saya kelak. Panitia rapat saat itu harus datang pukul 08.30. saya sudah memperhitungkan kira-kira saya bisa datang 5 menit sebelum 08.30. Namun kenyataannya sedikit berbeda. Ada kereta melintas. Kembali mendengar bunyi UU No. 23 tahun 2007 tentang perkeretaapian. Sekitar 5 menit menunggu, kembali melaju Angkot warna orange yang saya naiki. Sampai di sekolah ternyata pukul 08.40. saya terlambat 10 menit!!! Memalukan! Dan lagi, belum ada satu panitia pun yang datang. Baru ada ketua Umum Paskib kami, yang dalam rapat ini nota bene tidak termasuk dalam kepanitiaan rapat. Sontak saja pada saat itu saya teramat malu sebagai wakil panitia rapat. Tamparan keras bagi saya untuk tidak melakukannya lagi. Catatan penting!!
Rapat berlangsung menyenangkan! Saya suka Paskib pada saat rapat. Saya menikmatinya…
Rapat berakhir sekitar pukul 13.30. Menuju Mushola, melaksanakan sholat. Selepas sholat, hujan mendadak turun dengan derasnya. Saya merogoh tas saya, tidak ada payung. Kepala saya langsung berputar, bagaimana caranya saya pulang? Saya langsung tanya sana-sini, barangkali ada yang membawa payung, tapi hasilnya nol. Saat itu ada tim mading Suryakanta tengah mendesain layout mading. Saya ikut nimbrung saja sambil menunggu hujan reda. Kebetulan orang-orangnya juga teman baik saya. Jantung saya sedikit bergetar tak tahu kenapa(red-sebenarnya saya tahu kenapa seperti itu). Sekitar pukul 14.00 hujan akhirnya reda. Saya pulang. Sampai di rumah saya langsung disuapi dengan kehangatan keluarga saya. Langsung menyalakan computer, lalu on line. Teror-teror(red-baca: doa-doa) itu kembali nampang di friendster dan facebook saya. Yah, terserah mereka sajalah… jujur saya lelah dan menyerah.
Selepas maghrib langsung ada tiga sms masuk, Tyas, Ajeng dan Opa-Upi. Menanyakan hal tentang rapat besok. Ada masalah yang sedikit serius. Saya sempat panik, tapi akhirnya saya bisa menguasai diri kembali. Setelah telepon sana-sini, dan jempol pun bergoyang-goyang mengirim sms ke sekian banyak orang, akhirnya masalah itu clear juga. Alhamdulillah…
Dan malam ini saya melanjutkan pembuatan slide tentang ibu saya (almarhumah). Saya kembali hujan malam ini… saya ingin kembali di pelukan ibu saya yang meninggalkan saya 8 tahun yang lalu. Melihat-lihat album foto masa lalu bersama ibu, pernikahan ibu, dan foto-foto masa kecil saya, kantung air mata saya tak henti-hentinya mengeluarkan isinya. Tiba-tiba pada saat itu saya ingin menikah dan mempunyai anak, ingin menjadi seorang ibu seperti ibu saya. Dan saya pun kembali teringat dia… sudah terhitung dua malam ini saya melihat wajahnya dalam tidur saya. Apakah malam ini pun dia datang lagi di pejaman kelopak mata saya. Ya Allah hamba serahkan hal ini kepadamu… Hamba merindukanMu, merindukan Ibu dan merindukannya… berikanlah mereka kebahagiaan dan segala sesuatu yang terbaik. Amin.
Kalisari, 01012009-02012009 23.00-00.01 WIB
Selia stefi Yuliasari
copyright© 2009